Bandar Udara Sentani Disabotase Massa
Laporan wartawan KOMPAS Ichwan Susanto
Jumat, 17 Desember 2010 | 07:09 WIB

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
ilustrasi
JAYAPURA, KOMPAS.com — Sekitar 50 warga dari Kampung Fell di Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (17/12/2010) sekitar pukul 06.00 WIT berhasil menguasai Bandar Udara Sentani.
Mereka sempat masuk ke landasan pacu sehingga menghalangi pesawat yang akan berangkat. Sabotase itu didasari pada tuntutan pembayaran hak ulayat tanah bandara yang diklaim sebagai milik mereka.
Mereka mendesak agar uang hak ulayat itu segera dibayarkan. Aksi massa ini sempat membuat aktivitas bandara terganggu. Penerbangan terhambat selama satu jam.
Untungnya aparat Kepolisian Resor Jayapura berhasil membujuk massa untuk meninggalkan landasan pacu. Kemudian mereka digiring menuju halaman kantor Administrasi Bandara Sentani.
Massa sempat marah karena tak satu pun petugas Bandara menemui. Mereka memberi waktu satu jam kepada petugas dan aparat kepolisian untuk mempertemukan massa dengan Gubernur Papua Barnabas Suebu.
Kalau tidak dipenuhi, massa mengancam akan menutup tower pengendali penerbangan. Saat ini massa bergeser ke terminal kedatangan.
Mereka sempat masuk ke landasan pacu sehingga menghalangi pesawat yang akan berangkat. Sabotase itu didasari pada tuntutan pembayaran hak ulayat tanah bandara yang diklaim sebagai milik mereka.
Mereka mendesak agar uang hak ulayat itu segera dibayarkan. Aksi massa ini sempat membuat aktivitas bandara terganggu. Penerbangan terhambat selama satu jam.
Untungnya aparat Kepolisian Resor Jayapura berhasil membujuk massa untuk meninggalkan landasan pacu. Kemudian mereka digiring menuju halaman kantor Administrasi Bandara Sentani.
Massa sempat marah karena tak satu pun petugas Bandara menemui. Mereka memberi waktu satu jam kepada petugas dan aparat kepolisian untuk mempertemukan massa dengan Gubernur Papua Barnabas Suebu.
Kalau tidak dipenuhi, massa mengancam akan menutup tower pengendali penerbangan. Saat ini massa bergeser ke terminal kedatangan.
0 komentar:
Posting Komentar