Sabtu

Manajemen Haji Memperoleh Sertifikat ISO

0 komentar

Jakarta - Pertama kali dalam sejarah penyelenggaraan haji Indonesia, Kementerian Agama RI  memperoleh penghargaan bergengsi berupa Sertifikat Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 yang diserahkan langsung oleh Direktur PT. Mutu Agung Lestari, Arifin Lambaga, kepada Menteri Agama Suryadharma Ali, di Kantor Kementerian Agama, tanggal 24 Juni lalu. Acara monumental tersebut disaksikan Direktur Utama PT. Surveyor Indonesia Didie B. Tedjosumirat. Sedangkan Menteri Agama didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI Bahrul Hayat  dan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Slamet Riyanto.

Usai menerima sertifkat ISO dari Dirut PT. Mutu Agung Lestasi, Menteri Agama lantas memberikan sertifikat tersebut kepada Dirjen PHU Slamet Riyanto, sebagai pejabat yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan haji.  Slamet menerima sertifikat ini dengan rasa haru dan bahagia.

Penghargaan itu sekaligus melengkapi prestasi lain yang diukir Kementerian Agama sekitar dua pekan sebelumnya, yakni meraih predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangan tahun anggaran 2009. Sebelumnya, selama lima tahun berturut-turut, Kemenag selalu memperoleh predikat disclaimer (tidak menyatakan pendapat).  Laporan pemeriksaan BPK itu diserahkan langsung Ketua BPK Hadi Poernomo kepada Menteri Agama Suryadharma Ali di kantor BPK, tanggal 8 Juni lalu. 

Perbaikan Kinerja
Sertifikat ISO dan opini WDP yang sama-sama baru pertama kali diperoleh Kementerian Agama ini tentu menggembirakan.  Hal ini membuktikan adanya perbaikan kinerja Kementerian Agama, termasuk dalam manajemen perhajian. Penghargaan ini, kata Suryadharma Ali, menunjukkan bahwa arah pembangunan agama yang dijalankan Kemenag berada pada jalur yang benar (on the track).  "Kementerian Agama memang sudah selayaknya menjadi teladan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik, termasuk dalam layanan ibadah haji," katanya.

Menurut Menteri Agama, Keberhasilan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Kementerian Agama, memperoleh sertifikat ISO itu sekaligus merupakan jawaban atas berbagai kritik yang dilontarkan pihak-pihak tertentu terhadap pelayanan haji selama ini. Kementerian Agama menjawabnya dengan karya dan prestasi nyata. "Namun, kita tidak boleh berpuas diri. Kita harus tetap meningkatkan pelayanan haji secara prima," tandasnya.

Ia menambahkan, Kementerian Agama  dari tahun ke tahun telah berupaya keras meningkatkan kualitas layanan penyelenggaraan ibadah haji.  Hingga kini Kemenag telah menggulirkan sejumlah kebijakan penting untuk meningkatkan kualitas layanan ibadah haji, antara lain menerapkan prinsip first come first serve, meningkatkan kualitas petugas haji, meningkatkan mutu makanan di Arofah dan Mina (Armina), mendekatkan jarak pemondokan jemaah haji dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, mengembalikan sisa biaya pemondokan jika harganya lebih murah dari plafon dan  menindak tegas penyelenggara haji khusus yang nakal.

Bahkan khusus menyangkut pelayanan pemondokan jemaah haji,  pada tahun ini terdapat   peningkatan yang cukup menonjol. Dari 374 pemondokan yang ditempati para jemaah, sebanyak 63% berada di wilayah Ring I (berjarak maksimal 2.000 meter dari Masjidil Haram), sedangkan sisanya yang 37% berada di ring II (berjarak lebih dari 2.000 meter dan maksimal 4.000 meter dari Masjidil Haram). "Tahun depan, saya berharap pemondokan jemaah haji yang berada di ring I meningkat   menjadi 80 %," ujarnya.

Sementara Dirjen PHU Slamet Riyanto mengungkapkan, selain berhasil menyabet sertifikat ISO, manajemen haji Indonesia juga mulai dilirik sejumlah negara lain.  Ini adalah pengakuan dunia. "Permintaan itu datang dari sejumlah negara, termasuk Rusia. Kita sudah mengirimkan tim untuk mengajari mereka, bagaimana menyelenggarakan ibadah haji yang baik," katanya.

Untuk memenuhi permintaan Idel Hajj Kazan Rusia (penyelenggara haji Rusia), misalnya, Ditjen PHU telah mengutus Abdul Ghofur Djawahir (Sekretaris Ditjen PHU) sebagai pimpinan delegasi yang didampingi  Sri Ilham Lubis (Kasubdit Penyiapan Dokumen Haji) dan Subakin Abdul Muthalib (Kasubdit Perjalanan Haji). Ketiga pejabat Ditjen PHU ini  memberikan pelatihan manajemen haji kepada 83 peserta  yang berasal dari biro perjalanan haji dari seluruh Rusia, yang berlangsung di Kota Kazan, tanggal 6 s/d 7 Juli lalu. Mereka tampak sangat antusias mengikuti pelatihan dan memberikan apresiasi tinggi terhadap manajemen haji Indonesia yang jumlah jemaah hajinya terbesar di dunia.

0 komentar: